Persaingan vendor smartphone - Dalam dunia smartphone, awal tahun 2018 jadi tahun yang cukup bergejolak. Vendor seperti Xiaomi, Oppo, dan Asus Indonesia tengah bersiap merilis ponsel Android terbarunya di Indonesia. Uniknya, acara tersebut akan diadakan dalam waktu berdekatan.
Tentu ini akan memicu persaingan sengit dari ketiga vendor tersebut. Namun bagi Asus, Oppo tidak dianggap sebagai pesaing beratnya. Perusahaan asal Taiwan itu lebih memilih Xiaomi untuk menjadi musuh utama mereka.
Tentu ini akan memicu persaingan sengit dari ketiga vendor tersebut. Namun bagi Asus, Oppo tidak dianggap sebagai pesaing beratnya. Perusahaan asal Taiwan itu lebih memilih Xiaomi untuk menjadi musuh utama mereka.
Tentu, ini berbanding terbalik dengan kondisi beberapa bulan lalu. Asus kerap menempatkan Oppo sebagai lawan di setiap video perbandingan ponsel garapannya.
"Saingan kita Xiaomi, Oppo nggaklah. Soalnya prosesor mereka berbeda," ujar Galip Fu, Country Marketing Manager Asus Indonesia, seperti Umahdroid kutip dari detikINET.
Asus Zenfone Terbaru Meluncur di Monas?
Perihal gambar tugu Monas (Monumen Nasional) yang mereka posting lewat akun resmi sosial media resmi mereka, banyak pihak menduga itu adalah lokasi acara peluncuran Asus Zenfone terbaru.
Namun saat ditanya mengenai kemungkinan tersebut, bos Asus menjawab andaikata pihaknya memiliki dana yang cukup besar, mereka tak akan menggelar acara di tempat yang jadi warisan budaya Indonesia.
"Oke jika saya punya USD 10 juta dan bisa menyewa Borobudur untuk menggelar acara peluncuran yang megah, itu tidaklah benar. Borobudur bukan hanya warisan Indonesia, tapi dunia. Bagaimana pemerintah Indonesia membiarkan itu," ungkap Galip.
Baca juga Spesifikasi Asus Zenfone Max M1 ZB555KL
Meski memajang gambar Monas dalam teaser tersebut, Asus nampaknya tidak akan mengadakan acara peluncuran di sana.
"Kami memilih peluncuran di hotel saja," tambahnya. Ia nuga sempat memuji cara vendor tententu yang 'membajak' banyak stasiun TV untuk menyiarkan peluncuran produk karena beranggapan TV sebagai media hiburan, jadi wajar digunakan untuk hal tersebut.
"Menyiarkan di belasan stasiun televisi cukup baik. Tapi jangan pernah menggunakan tempat-tempat bersejarah Indonesia. Yang boleh menggunakan semua itu hanya Jokowi," pungkas Galip.
Posting Komentar