Kebijakan Privasi Telegram - Tahun 2024 yang penuh kisah sudah lewat. Tapi kejutan belum berum berakhir. Kabar terbaru kali ini datang dari messaging app yang penggunanya bisa menggunakan ChatGPT di Telegram.
Umahdroid masih ingat betul bagaimana Pavel Durov yang merespon dengan tegas untuk menolak permintaan dari sejumlah pemerintah untuk memberikan data pengguna. Ia sampai rela meniggalkan Rusia.
Setidaknya itu yang terjadi di awal. Cerita tersebut tuntas, terlebih lagi setelah CEO aplikasi chatting saingan WhatsApp ditangkap di Le Bourget Airport, Prancis.
Mayoritas pengguna layanan perpesanan ini tidak tahu (karena memang tidak diberi tahu dan juga tidak diumumkan ke publik) jika di tahun lalu kebijakan privasi Telegram telah berubah.
Telegram kini mempublikasikan pengungkapan alamat IP dan nomor telepon user kepada otoritas terkait. Tidak jelas, otoritas apa saja yang dimaksud.
Dan seperti prediksi jurnalis, aktivis, serta para pengguna internet yang kritis pada isu-isu keamanan dan privasi data di dunia serba digital seperti sekarang, permintaan terhadap data itu melonjak derastis dalam 3 bulan.
Telegram Serahkan Ribuan Data Ke Otoritas AS
Berdasarkan laporan bot official Transparency Reports, aplikasi dengan logo pesawat kertas ini menginformasikan jika pihaknya memberikan pejabat Amerika Serikat data yang melibatkan lebih dari 2.200 akun.
Baca juga :
Dari Januari sampai dengan akhir September, Telegram menyetor 14 permintaan yang mempengaruhi total 108 pengguna kepada negara berjuluk Paman Sam.
Angka tersebut kemudian meningkat menjadi 900 permintaan yang berkaitan dengan 2.253 pengguna sepanjang tahun. Artinya, ada lonjakan besar -besaran dari Oktober sampai bulan Desember.
Berita ini membuat lebih banyak orang sadar jika layanan yang ditawarkan Telegram tidak se-aman, se-privat, dan se-idealis yang digembor-gemborkan.
Untuk yang belum tahu, obrolan biasa Telegram memang tidak terlindungi end-to-end encryption. Enkripsi E2E baru aktif saat memakai fitur Secret Chat yang hanya tersedia untuk 1:1 chat pada Android dan iOS saja.
Sangat tidak disarankan mengirim, mengunggah, atau menyimpan dokumen sensitif seperti salinan KTP, KK, ijazah, transkrip, dsb lewat percakapan normal.
Di sisi lain, kita apresiasi transparansinya (meskipun tidak tranparan-tranparan amat). Terakhir, jika kalian mencari aplikasi perpesanan instan paling secure saat ini, jawabannya ada pada aplikasi Signal Private Messenger.
Posting Komentar